Amazon direncakan akan kembali untuk memasang iklan di Twitter. Isu ini semakin berkembang berkat adanya cuitan Platformer di hari Sabtu (3/12) lalu.
Pada cuitan tersebut, dijelaskan mengenai rencana untuk memasang iklan perusahaan dari Jeff Bezos tersebut sebesar US$ 100 juta per tahun, atau sekitar Rp1,5 triliun. Namun, rencana ini akan berjalan sambil menunggu adanya beberapa perubahan keamanan yang dilakukan pada platform iklan Twitter.
Tetapi isu ini ternyata masih belum ditanggapi oleh kedua belah pihak, baik dari Twitter atau pun Amazon.
Sebelumnya terdapat beberapa perusahaan besar yang mau menghentikan sementara pemasangan iklan mereka di Twitter. Ada beberapa perusahaan, seperti GM, Audi, Pfizer, General Mills, Volkswagen, yang melakukan natisipasi dalam perubahan kebijakan Twotter sejak ada di tangan Elon Musk yang merupakan pemilik baru dari Twitter.
Musk memohon kepada para pengiklan yang menggunakan platformya untuk dapat terus memasang iklan di Twitter. Ia ingin diberikan kesempatan dalam mengembagkan dan menambah fitur, sehingga para pengiklan tidak perlu khawatir mengenai dampai moderasi konten Twitter nantinya.
Ia mengungkapkan bahwa ia memahami jika orang-orang ingin memberikan waktu sebentar dan melihat bagaimanakan segala sesuatunya berubah. Ia pun menyebutkan kalau cara terbaik dalam melihat segala sesuatu yang berubah di Twitter adalah dengan cara menggunakan Twitter.
Memang harus diakui bahwa tingkah yang dilakukan oleh Musk sejak ia menguasai Twitter terus menjadi perdebatan. Ia ingin memasang biaya berlangganan sebesar US$8 perbulan bagi mereka yang ingin memiliki centang biru pada akunnya.
Bahkan belum lama ini ia menciptakan beberapa terobosan, seperti merilis centang emas dan abu-abu. Dijelaskan bahwa centang abu-abu ini diperuntukkan untuk pemerintah, centang emas untuk sebuah perusahaan, dan biru untuk para individu baik yang merupakan selebriti atau bukan. Semua akun yang terverifikasi ini akan diautentikasi secara manual sebelum nantinya centang diaktifkan.
Elon Musk sendiri dikathui membeli Twotter senilai US$ 44 miliar atau setara dengan 684,6 triliun. Tujuan dari pembelian fantastisnya ini adalah ia ingin menghadirkan Twitter sebagai olatform yang digunakan dalam kebebasan berbicara.